Menganyam kenangan indah masa kecil
Bocah bocak tanpa baju bertelanjang kaki
Gelak dalam curahan ribuan titik hujan
Menyaput genang air di pinggiran jalan
Saat mentari terik memanasi bumi yang dingin
Serentak berlari kami menyusuri sungai
Mencari ikan kecil yang terjebak di celah bebatuan
Berakhir dalam toples di atas bufet
Bermain layang layang adalah pelapasan emosi
Saling menggesek benang siapa yang menang
Yang kalah memanjat pohon bergumul dahan
Menyelematkan layangan kesayangan
Main petak umpet, berlari bersembunyi
Menahan cekikan dalam rimbunnya ilalang
'Aku tak terlihat!' kataku menghipnotis diri
Sayangnya aku bukan bunglon
Mengaji di surau selepas maghrib
Menimba ilmu agama pada ulama
Sayang sekarang semua telah langka
Digantikan kotak layar kaca...
The Island, Feb 11, 2010
Puisi ini telah dimuat di Harian Analisa edisi 24 Feb. 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar