Jarum jam melontarkan waktu
Menyeret diriku di pusarannya
Tak kuasa menolak, mulutku bisu
Hanya kelebat memori berbicara
Kami hanyalah orang-orang kampung
Di mana tradisi kental membumbung
Dan perjuangan Rasulullah kami junjung
Syiar dan marwah agama setia kami usung
Ketika itu aku hanyalah seorang bocah
Belum mengerti arti dendam dan amarah
Saat mereka mencari kawan yang hilang arah
Menghadiahi kami dengan sumpah serapah
Hari itu, kawanan itu mengamuk
Kami diperlakukan seperti nyamuk
Yang mereka kejar dan tepuk
Sampai luka dan mati terpuruk
Aku gemetar, pandanganku nanar
Tengadahkan tangan, doa terlontar
Agar Tuhanku menghentikan onar
Sedegup jantung yang kian berdebar
Di hari itu, mereka menciptakan nisan-nisan
Jasad dan arwah yang mati dalam keislaman
Berselimut peluru, tewas terkena tembakan
Menjadi korban konflik berkepanjangan
Gamang kuberdiri di antara barisan makam
Cakarku mengais ceceran serpihan kelam
Rasa muak atas kekejian ini tak jua redam
Buka matamu Tuan, ini pelanggaran HAM!
The Island, 28 April 2010
" Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu*, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
(At-Taubah: 36)
*Empat bulan sebagaimana tersebut dalam ayat di atas adalah Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar