Sabtu, 22 Mei 2010

Buka Matamu, Tuan

Jarum jam melontarkan waktu

Menyeret diriku di pusarannya

Tak kuasa menolak, mulutku bisu

Hanya kelebat memori berbicara


Kami hanyalah orang-orang kampung

Di mana tradisi kental membumbung

Dan perjuangan Rasulullah kami junjung

Syiar dan marwah agama setia kami usung


Ketika itu aku hanyalah seorang bocah

Belum mengerti arti dendam dan amarah

Saat mereka mencari kawan yang hilang arah

Menghadiahi kami dengan sumpah serapah


Hari itu, kawanan itu mengamuk

Kami diperlakukan seperti nyamuk

Yang mereka kejar dan tepuk

Sampai luka dan mati terpuruk


Aku gemetar, pandanganku nanar

Tengadahkan tangan, doa terlontar

Agar Tuhanku menghentikan onar

Sedegup jantung yang kian berdebar


Di hari itu, mereka menciptakan nisan-nisan

Jasad dan arwah yang mati dalam keislaman

Berselimut peluru, tewas terkena tembakan

Menjadi korban konflik berkepanjangan


Gamang kuberdiri di antara barisan makam

Cakarku mengais ceceran serpihan kelam

Rasa muak atas kekejian ini tak jua redam

Buka matamu Tuan, ini pelanggaran HAM!



The Island, 28 April 2010


" Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu*, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
(At-Taubah: 36)

*Empat bulan sebagaimana tersebut dalam ayat di atas adalah Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar