Mengapa dawai hatiku
Selalu saja mendentingkan
Getar-getar rindu untukmu?
Padahal musim dingin
Telah melipat pakaiannya
Dalam ranumnya pagi
Berganti kemarau panjang
Dalam lena malam yang lunta
Di antara kelopak-kelopak waktu
Kubasuh hatiku di laut merah
Lalu kukeringkan di panas gurun
Di hamparan pasir kaca yang tajam
Berbaur kecupan angin kering
Mendesingkan endapan luka
Lalu kumelangkah di padang zaitun
Mengusap bunga serupa lonceng
Memetik buah yang hitam merekah
Bersama alunan musik padang pasir
Jiwaku menggeletar, terkapar tanya
Masihkah terukir namaku, di beku hatimu?
The Island, March 6, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar