Senin, 15 Maret 2010

Puncak Geurutee

Kupenuhi desahan lembut manja mendayu dayu merayu semanis madu memanggilku menuju puncakmu
Adrenalin terpompa kencang terpana terpesona menatap indah siluet lekuk tubuhmu bak dara jelita terlucuti baju
Kutelusuri lidah jalanmu dengan nafas memburu penuh nafsu bagaikan malam pengantin baru
Hasrat berpacu seirama erangan degup jantung setiap bersentuhan dengan bibir jurangmu
Tak kenal lelah inchi demi inchi tikungan curam dan lereng lereng terjalmu kucumbu
Nyaris luruh separuh sendi dan pegal pinggangku saat kau sodorkan klimaksmu
Barisan pulau karang bermandikan kehangatan mentari di hamparan permadani samudera biru

Tiga ekor monyet hitam bergelantungan di dahan pepohonan memamerkan tangan panjang berbulu
Seringai lebar terkuak mengimbangi lincah hentakan ayunan kaki menaklukkan pucuk pucuk ranting tertinggi yang kini menyebar aroma rumpun putik bunga liar muda selepas nyanyian hujan delapan minggu
Terlena dalam dekapan buaian sejuknya hembusan semilir angin puncak Gunung Geurutee luluhkan hati yang telah lama asing arti kata merindu
Restu alamkah itu kicauan Burung Murai Batu teriring salam pamit mentari senja merah tembaga yang kembali ke peraduan sambil senyum tersipu malu?


Nanggroe, Feb. 5, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar