Enam tangkup roti, bergelas gelas kopi, bergalon galon inspirasi
Kukemas bekalku tuk pergi ke dunia Facebook yang tak pernah sunyi sekalipun di malam yang tersunyi
Seperti pengungsi perang Bosnia yang mencari dunia kedua untuk mereka tinggali
Demikian juga halnya dengan aku dan kamu, pindah ke dunia jari jari
Ini dunia di mana mulut terkunci rapat, dan anggota tubuh yang berbicara
Telinga mendengarkan setiap curahan jiwa, dan ujung ujung jari yang berkuasa
Semua orang tahu alamatnya dan bisa masuk begitu saja ke dunia maya
Saat dunia nyata begitu sesak oleh rasa sakit dan pengkhianatan, kita butuh dunia kedua
Kubosan dengan para orang berdasi yang tak lelah menjual mimpi dan tak kunjung terpenuhi
Bila kuprotes dan mengungkapkan fakta di lapangan secara terbuka, hasilnya adalah disomasi
Jadi untuk apa berbagi dunia pada mereka yang mabuk kekuasaan dan lupa diri
Lebih baik menciptakan dunia sendiri, mendengarkan nurani dan menulis berbaris baris puisi
The Island, Feb 10, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar