Tak habisnya bumiku diguncang bencana
Sementara para iblis berdansa di istana
Di atas pinggan emas, bejana-bejana perak
Melantukan nyanyian serak, birahi bergejolak
Pelayan setianya para budak, lengket di ketiak
Mengipas peluh, sampai menjilat kotoran di telapak
Para iblis dan abdinya berpesta-pora sampai pagi
Lalu membentak para gembel yang menyesaki
Berjubelan di pintu gerbang memohon sekerat roti
'Lahan pekerjaan-makanan-minuman-wanitamu,
biarkan kami yang mewakili. Pulanglah dan bermimpi.'
Pemilik langit murka, mengirim hujan dan petir dari angkasa
Bumi menangis, bahunya berguncang keras dalam sedu sedan
Jelata menjerit, menuntut keadilan dari penguasa alam semesta
Iblis berpesta, mengapa kami yang menanggung azab sengasara?
The Island, April 4, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar