DI BALIK JERUJI
Dentang pintu besi yang beradu
Terngiang membekaskan gema pilu
Hentakan langkah sipir yang menjauh
Tak kian samar oleh jeritan kalbu
Buka! Tolong buka terali ini!
Jangan biarkan kuterkurung di sini!
Percakapan di benak tak pernah berhenti
Jiwa dan raga kini saling memaki
Bedebah kau!
Saat idealisme belum luntur
Saat bibir masih sanggup berkata jujur
Saat pikiran dan hati berdetak dalam satu debur
Dengan cita-cita yang amat sangat luhur
Membangun negeri yang adil dan makmur
Mengapa justru kau pilih bergelimang lumpur?
Oh Tuhan...
Sepanjang masa kepemimpinanku
Betapa kuterlena terbuai nafsu
Syarafku penuh karat debu membeku
Yang membutakan mata hatiku
Ibu, di balik jeruji besi barulah kutahu
Untuk apa semua tumpukan harta itu
Di sinilah tempat kumenghabiskan umurku
Terkapar, terkubur dalam sayatan penyesalan
Ya Allah, ampunilah dosa hamba
The Island, April 4, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar