Jumat, 25 Maret 2011

Percintaan Yang Rumit

Aku dan dia telah melalui percintaan yang rumit
Kami pernah memegang selembar kertas yang sah untuk hidup serumah
Tetapi kami tak memiliki cinta kecuali hampa yang menghimpit
Selebihnya adalah scenario terbaik yang layak memenangkan Oscar
Berada di pentas yang salah, dimana penonton lupa bertepuk tangan
Tiraipun tak jua diturunkan sehingga kami seperti dua idiot di atas panggung
Menanti, akankah kisah yang sedang kami lakoni akan segera berakhir
Kutanyakan pertanyaan yang sama untuk mengisi jeda acara
'Apa yang engkau inginkan dari diriku? Katakanlah agar kupenuhi'
Dan selalu saja dia memberikan dan aku mendapatkan jawaban itu
'Tak ada, sungguh, tak ada yang kumau dari dirimu...'

Sungguh, aku telah melewati percintaan yang rumit
Tak dicintai, tapi juga tak dilepaskan agar aku dapat mencari bahagiaku sendiri
Hingga Tuhan berkenan mengakhiri dengan caranya sendiri...

Aku dan kamu telah melewati percintaan yang rumit
Kita memegang janji untuk saling menyayangi, sehidup semati
Begitu hangatnya hari, begitu melimpahnya cinta dan kasih sayang
Semua spontan terjadi begitu saja, mengalir deras seperti air terjun
Yang lain seakan hanya hiasan panggung, dunia hanya milik kita berdua
Kitalah aktor dan aktris terbaik roman dunia yang pernah ada
Tak ingin beranjak dari pentas, kisah ini biarlah abadi selamanya
Kutanyakan pertanyaan yang sama untuk menenangkan hatiku
'Apakah engkau ingin dicintai, apakah engkau mencintaiku?'
Dan selalu saja engkau memberikan dan aku mendapatkan jawaban itu
'Tanyalah pada hatimu, karena kita hidup hanya untuk hari ini saja'

Sungguh, aku telah melewati percintaan yang rumit
Dicintai, tapi aku tak pernah tahu apakah dia butuh untuk dicintai
Hingga Tuhan memutuskan, tak ada lagi hari yang dapat kami lewati...

The Island, March 25, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar