Aku lelah penuhi cawan anggurmu di malam gerah
Mata layu sendu jemari menampung muntah
Segala keluh kesah yang menggeliat resah
Kau hanyutkan sampah jiwa ke pantai cinta
Aku bagaikan pemulung yang senantiasa
Setia mengumpulkan tiap keping dusta
Bersama musim angin barat kaupun menghilang
Sabarku hanyut tersapu pasang gelombang
Aku bukan lagi kerang dalam cangkang!
The Island, Feb 16, 2010
Puisi ini telah dimuat di Harian Analisa edisi 24 Februari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar